Tiga Aspek yang Terpengaruh Pelemahan Kurs Rupiah, Mengapa?

- 19 April 2024, 11:30 WIB
Tiga Aspek yang Terpengaruh Pelemahan Kurs Rupiah, Mengapa?
Tiga Aspek yang Terpengaruh Pelemahan Kurs Rupiah, Mengapa? /Istimewa

 


Suara Flores - Pelemahan kurs Rupiah terhadap Dolar AS bukan hanya berdampak pada nilai tukar mata uang saja, tetapi juga pada beberapa aspek penting dalam perekonomian.

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) kian ramai diperbincangkan. Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS melemah.

Pada Rabu, 17 April 2024, nilai tukar rupiah kian melemah di level Rp16.220 per dolar AS. Lalu pada Rabu hari ini, 18 April 2024, kurs rupiah menguat 0,27 persen menjadi Rp16.177 per dolar AS.

Baca Juga: Dampak Indikator Ekonomi AS yang Kokoh Terhadap Pelemahan Kurs Rupiah

Dampak Ekonomi Makro

Dampak langsung dari pelemahan rupiah adalah peningkatan harga barang impor. Hal ini yang kemudian bisa menyebabkan inflasi impor. Artinya, biaya hidup akan meningkat lantaran barang-barang impor seperti bahan pangan dan bahan bakar menjadi lebih mahal. Selain itu, utang luar negeri dengan denominasi dolar AS akan terasa lebih berat karena memerlukan lebih banyak rupiah untuk membayar jumlah dolar yang sama

Dampak Sosial

Secara sosial, pelemahan nilai tukar rupiah sangat mempengaruhi daya beli masyarakat. Pasalnya, kenaikan harga barang impor bisa mempengaruhi kemampuan konsumen dalam membelinya.

Dampak Bisnis dan Industri

Pelaku usaha, terutama yang bergantung pada impor bahan baku dan komponen, akan sangat terdampak. Pelemahan rupiah bisa membuat margin profit kian menipis.

Baca Juga: Nelson Pomalingo Nyatakan Siap Bertarung di Pilgub Gorontalo 2024

Rupiah Melemah, Kenapa Harga Kebutuhan jadi Mahal?

Nilai tukar rupiah yang melemah menyebabkan harga kebutuhan menjadi lebih mahal. Pasalnya, membeli suatu barang dalam jumlah dolar AS yang sama kini membutuhkan lebih banyak rupiah.

Dengan demikian, pelemahan nilai rupiah secara langsung mempengaruhi harga barang impor. Sebab, untuk mendatangkan barang itu ke Indonesia, membutuhkan biaya yang lebih tinggi.

Misalnya, jika sebuah perusahaan Indonesia mengimpor barang elektronik yang dibayar dalam dolar AS.

Baca Juga: Info Terkini Banjir Lahar Dingin Gunung Semeru: Sejumlah Jembatan Putus, Warga Mengungsi

Ketika rupiah melemah, perusahaan harus mengeluarkan lebih banyak rupiah untuk jumlah dolar yang sama. Hal itu lantas meningkatkan harga jual produk kepada konsumen di Indonesia.

Inflasi impor ini tak hanya berdampak pada barang elektronik, melainkan pula bahan pangan, bahan bakar, hingga bahan baku untuk produksi.

Selain itu, kenaikan harga akan dibebankan kepada masyarakat selaku konsumen. Alhasil, biaya hidup semakin meningkat lantaran harga kebutuhan sehari-hari menjadi lebih mahal.

Editor: Yasinta Murni

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah